Busana Tradisional Aceh
Halaman 1 dari 1
Busana Tradisional Aceh
Busana Tradisional Aceh
Peta budaya Aceh Barat adalah wilayah pesisir bagian barat propinsi Aceh yang dewasa ini meliputi 2 kabupaten luas yakni Aceh Barat dan Aceh Selatan. Dua kota yang berkembang di daerah tersebut adalah Tapaktuan, ibukota Aceh Selatan dan Meulaboh ibukota Aceh Barat. Meulaboh, dimasa lalu menjadi bandar yang cukup ramai didatangi oleh para niagawan manca negara. Mereka membawa serta aneka keterampilan serta kebiasaan yang memperkaya budaya setempat sehingga tampil sebagaimana dewasa ini dikenal dengan gaya Aceh Barat. Oleh karena itu masyarakat Aceh Barat (dan Selatan) memiliki ciri tersendiri dalam ungkapan budayanya dibandingkan dengan kawasan Aceh lainnya. Sementara itu produk-produk asli yang merupakan bagian utama dari ungkapan budaya masyarakat tampak pada ukiran kayu, pembuatan senjata tajam, seni kerajinan sulam benang emas, sulam perca dan tenunan sutra.
Pakaian upacara adat gaya Aceh Besar dengan tata warna dan corak-corak sulaman benang emas yang khas. Sulaman khusus pada latar hitam untuk baje meukasah (jas), sarung songket pinggang pria (ija lamgugap) dan wanita (ija pinggang).
Meulaboh dan daerah-daerah sekitarnya seperti Bubon dan Lamnau merupakan pusat-pusat kerajinan sulaman yang amat terkemuka untuk baju adat perkawinan dan terkenal dengan sebutan bajee cop meulaboh.
Detail kopiah mukeutop Aceh Besar dan pinggir krah boy meukasah yang dihiasi dengan corak sulaman emas. Detail hiasan-hiasan dada, pinggang dan tangan pada busana wanita, upacara adat Aceh Besar yang terdiri atas kaluny bahru (leher). taloesusun Ihee (dada) dan taloe keuing (pinggang). Pergelangan tangan dihias oleh yleung pucok reubany (gelang pucuk rebung).
Sebagaimana dengan daerah-daerah Aceh lainnya, masyarakat serta adat Aceh Barat berangkat dari ketaatan yang kuat pada agama Islam. Peranan agama Islam membentuk kebudayaan Aceh Barat sebagai kebudayaan Islam ditengah-tengah perbaurannya dengan pengaruh-pengaruh luar dan pada gilirannya menjadi agama dan budaya semua kelompok yang ada disitu.
Peta budaya Aceh Barat adalah wilayah pesisir bagian barat propinsi Aceh yang dewasa ini meliputi 2 kabupaten luas yakni Aceh Barat dan Aceh Selatan. Dua kota yang berkembang di daerah tersebut adalah Tapaktuan, ibukota Aceh Selatan dan Meulaboh ibukota Aceh Barat. Meulaboh, dimasa lalu menjadi bandar yang cukup ramai didatangi oleh para niagawan manca negara. Mereka membawa serta aneka keterampilan serta kebiasaan yang memperkaya budaya setempat sehingga tampil sebagaimana dewasa ini dikenal dengan gaya Aceh Barat. Oleh karena itu masyarakat Aceh Barat (dan Selatan) memiliki ciri tersendiri dalam ungkapan budayanya dibandingkan dengan kawasan Aceh lainnya. Sementara itu produk-produk asli yang merupakan bagian utama dari ungkapan budaya masyarakat tampak pada ukiran kayu, pembuatan senjata tajam, seni kerajinan sulam benang emas, sulam perca dan tenunan sutra.
Pakaian upacara adat gaya Aceh Besar dengan tata warna dan corak-corak sulaman benang emas yang khas. Sulaman khusus pada latar hitam untuk baje meukasah (jas), sarung songket pinggang pria (ija lamgugap) dan wanita (ija pinggang).
Meulaboh dan daerah-daerah sekitarnya seperti Bubon dan Lamnau merupakan pusat-pusat kerajinan sulaman yang amat terkemuka untuk baju adat perkawinan dan terkenal dengan sebutan bajee cop meulaboh.
Detail kopiah mukeutop Aceh Besar dan pinggir krah boy meukasah yang dihiasi dengan corak sulaman emas. Detail hiasan-hiasan dada, pinggang dan tangan pada busana wanita, upacara adat Aceh Besar yang terdiri atas kaluny bahru (leher). taloesusun Ihee (dada) dan taloe keuing (pinggang). Pergelangan tangan dihias oleh yleung pucok reubany (gelang pucuk rebung).
Sebagaimana dengan daerah-daerah Aceh lainnya, masyarakat serta adat Aceh Barat berangkat dari ketaatan yang kuat pada agama Islam. Peranan agama Islam membentuk kebudayaan Aceh Barat sebagai kebudayaan Islam ditengah-tengah perbaurannya dengan pengaruh-pengaruh luar dan pada gilirannya menjadi agama dan budaya semua kelompok yang ada disitu.
Re: Busana Tradisional Aceh
Jenis-jenis pakaian adat Aceh Barat
Pada masa larnpau pelapisan status sosial yang ada di masyarakat menyebabkan busana-busana adat Aceh Barat tampil dalam beberapa variasi yaitu pakaian :
1. Ulee Balang untuk raja beserta keluarganya
2. Ulee Balang Cut dan Ulama
3. Patut-patut (pejabat negara), tokoh masyarakat clan cerdik pandai
4. Rakyat jelata
Dimasa kini walaupun masih ada aspresiasi dari masyarakat , khususnya terhadap para pemegang gelar kebangsawanan atau jabatan masa lalu, pelapisan sosial berikut- tatabusananya sudah amat jarang ditemui. Busana yang menonjol dewasa ini adalah yang dikenakan pada upacara adat perkawinan, khususnya akibat munculnya kembali apresiasi terhadap budaya ash daerah akhirÂÂakhir ini.
Pada masa larnpau pelapisan status sosial yang ada di masyarakat menyebabkan busana-busana adat Aceh Barat tampil dalam beberapa variasi yaitu pakaian :
1. Ulee Balang untuk raja beserta keluarganya
2. Ulee Balang Cut dan Ulama
3. Patut-patut (pejabat negara), tokoh masyarakat clan cerdik pandai
4. Rakyat jelata
Dimasa kini walaupun masih ada aspresiasi dari masyarakat , khususnya terhadap para pemegang gelar kebangsawanan atau jabatan masa lalu, pelapisan sosial berikut- tatabusananya sudah amat jarang ditemui. Busana yang menonjol dewasa ini adalah yang dikenakan pada upacara adat perkawinan, khususnya akibat munculnya kembali apresiasi terhadap budaya ash daerah akhirÂÂakhir ini.
Re: Busana Tradisional Aceh
Busana adat perkawinan - Linto Baro
Linto Baro, mempelai pria mengenakan perangkat busana yang pada hakekatnya terdiri.dari tutup kepala, baju, celana, kain sarung,ÂÂsenjata, sepatu clan hiasan-hiasan aksesoris lain.
Linto dan Dara baro didampingi kedua orang tua Dara baro dalam busana upacara adat perkawinan Aceh Barat. Orang tua Dara baro menggunakan pakaian adat dalam versi Melayu. Pria memakai kopiah dan menyandang rencong, wanita mengenakan baju kurung dengan selendang dan sarung songket. Sumber : Kel. AD Pirous. Bandung.
Tutup kepala adalah meukutop dililit oleh tengkulok clan tompok dari emas. Tangkulok terbuat dari kain tenunan, sedangkan tampok (tampuk) berupa hiasan berbentuk binatang persegi 8, bertingkat clan terbuat dari logam mulia atau sepuhannya.
Baju, atau dalam bahasa daerah baje, berupa jas terbuka berkancing dua, disebut baje kot dengan hiasan-hiasan kecemasan pada krah yakni sulu bayung. Disaku baju disematkan rantai emas berujung arloji. Dibagian dalam baju dikenakan kemeja tangan panjang berwarna putih. Gaya baje lainnya adalah berbentuk jas tutup berkancing lima. Hiasan sulu bayung tersemat di dada membentuk huruf v, lengkap dengan rantai arloji. Gaya baje ini tidak berbaju dalam putih sebagaimana pada baje jas terbuka.
Linto Baro, mempelai pria mengenakan perangkat busana yang pada hakekatnya terdiri.dari tutup kepala, baju, celana, kain sarung,ÂÂsenjata, sepatu clan hiasan-hiasan aksesoris lain.
Linto dan Dara baro didampingi kedua orang tua Dara baro dalam busana upacara adat perkawinan Aceh Barat. Orang tua Dara baro menggunakan pakaian adat dalam versi Melayu. Pria memakai kopiah dan menyandang rencong, wanita mengenakan baju kurung dengan selendang dan sarung songket. Sumber : Kel. AD Pirous. Bandung.
Tutup kepala adalah meukutop dililit oleh tengkulok clan tompok dari emas. Tangkulok terbuat dari kain tenunan, sedangkan tampok (tampuk) berupa hiasan berbentuk binatang persegi 8, bertingkat clan terbuat dari logam mulia atau sepuhannya.
Baju, atau dalam bahasa daerah baje, berupa jas terbuka berkancing dua, disebut baje kot dengan hiasan-hiasan kecemasan pada krah yakni sulu bayung. Disaku baju disematkan rantai emas berujung arloji. Dibagian dalam baju dikenakan kemeja tangan panjang berwarna putih. Gaya baje lainnya adalah berbentuk jas tutup berkancing lima. Hiasan sulu bayung tersemat di dada membentuk huruf v, lengkap dengan rantai arloji. Gaya baje ini tidak berbaju dalam putih sebagaimana pada baje jas terbuka.
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik
|
|
Sat Feb 01, 2014 4:07 pm by Iwan Nirwana
» MAULID NABI DAN KONTROVERSI MAKNA BID'AH
Mon Jan 06, 2014 4:12 pm by Iwan Nirwana
» Bacaan Melihat dan Melewati Iringan Jenazah
Sat Jan 04, 2014 6:34 pm by Iwan Nirwana
» 1.2 TRILIUN RUPIAH HANYA UNTUK KEMBANG API
Thu Jan 02, 2014 6:41 pm by Iwan Nirwana
» lintas alam FKPI
Thu Dec 26, 2013 11:54 pm by Kalila
» all sahabat-sahabat
Sat Sep 08, 2012 1:24 pm by agussonisetiawan
» Kisah Si Pitung Jagoan Betawi
Fri May 04, 2012 10:42 pm by Tamu
» Tips mempercepat koneksi internet anda
Fri Apr 13, 2012 1:47 pm by Sharingan Eyes
» Download lagu2 islami
Fri Apr 13, 2012 1:42 am by Iwan Nirwana