Lagi, Polisi Aniaya Korban Salah Tangkap
Halaman 1 dari 1
Lagi, Polisi Aniaya Korban Salah Tangkap
Liputan6.com, Depok: Seorang peneliti
sejarah Universitas Indonesia dianiaya lima polisi di Depok, Jawa
Barat, Ahad (6/12). Ironisnya, korban yang diketahui bernama JJ Rizal
ini adalah korban salah tangkap. Rizal tidak terima meski Kepala
Kepolisian Resor Depok telah meminta maaf. Ia pun melaporkan kasus
penganiayaan dirinya ke Profesi dan Pengamanan (Propam) Polda Metro
Jaya.
Kasus yang menimpa Rizal bukanlah yang pertama. Seorang
pemuda di Gorontalo juga dianiaya dengan cara dipukul oleh polisi.
Bukan cuma itu, sang korban Kasman Noho juga dipaku tangannya saat
diperiksa polisi. Akibatnya, Kasman pun harus menjalani perawatan
intensif di rumah sakit setempat lantaran tubuhnya penuh luka bekas
siksaan.
Dari dua kasus beruntun ini, wajar bila
profesionalisme maupun kinerja polisi dipertanyakan. Kekerasan dan
penyiksaan masih menjadi alat dalam menjalankan tugas. Ironisnya lagi,
kekerasan ini selalu meminta korban orang kecil. Sementara untuk orang
berdompet tebal, mendapat perlakuan berbeda.
Kedua petinggi
polisi di Depok dan Gorontalo memang telah minta maaf. Namun tidak
berarti kasus ini selesai. Pimpinan Polri pun mendapat tugas berat
untuk mengembalikan citra polisi sebagai pelayan dan pelindung
masyarakat.
sejarah Universitas Indonesia dianiaya lima polisi di Depok, Jawa
Barat, Ahad (6/12). Ironisnya, korban yang diketahui bernama JJ Rizal
ini adalah korban salah tangkap. Rizal tidak terima meski Kepala
Kepolisian Resor Depok telah meminta maaf. Ia pun melaporkan kasus
penganiayaan dirinya ke Profesi dan Pengamanan (Propam) Polda Metro
Jaya.
Kasus yang menimpa Rizal bukanlah yang pertama. Seorang
pemuda di Gorontalo juga dianiaya dengan cara dipukul oleh polisi.
Bukan cuma itu, sang korban Kasman Noho juga dipaku tangannya saat
diperiksa polisi. Akibatnya, Kasman pun harus menjalani perawatan
intensif di rumah sakit setempat lantaran tubuhnya penuh luka bekas
siksaan.
Dari dua kasus beruntun ini, wajar bila
profesionalisme maupun kinerja polisi dipertanyakan. Kekerasan dan
penyiksaan masih menjadi alat dalam menjalankan tugas. Ironisnya lagi,
kekerasan ini selalu meminta korban orang kecil. Sementara untuk orang
berdompet tebal, mendapat perlakuan berbeda.
Kedua petinggi
polisi di Depok dan Gorontalo memang telah minta maaf. Namun tidak
berarti kasus ini selesai. Pimpinan Polri pun mendapat tugas berat
untuk mengembalikan citra polisi sebagai pelayan dan pelindung
masyarakat.
Similar topics
» Peserta Demo dan Polisi Sepakati Tak Ada Senjata
» Petani Korban Penganiayaan
» Bagaimana Kondisi Korban
» Akibat Salah Pasang Part Kopling Suzuki Satria F-150
» Petani Korban Penganiayaan
» Bagaimana Kondisi Korban
» Akibat Salah Pasang Part Kopling Suzuki Satria F-150
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik
Sat Feb 01, 2014 4:07 pm by Iwan Nirwana
» MAULID NABI DAN KONTROVERSI MAKNA BID'AH
Mon Jan 06, 2014 4:12 pm by Iwan Nirwana
» Bacaan Melihat dan Melewati Iringan Jenazah
Sat Jan 04, 2014 6:34 pm by Iwan Nirwana
» 1.2 TRILIUN RUPIAH HANYA UNTUK KEMBANG API
Thu Jan 02, 2014 6:41 pm by Iwan Nirwana
» lintas alam FKPI
Thu Dec 26, 2013 11:54 pm by Kalila
» all sahabat-sahabat
Sat Sep 08, 2012 1:24 pm by agussonisetiawan
» Kisah Si Pitung Jagoan Betawi
Fri May 04, 2012 10:42 pm by Tamu
» Tips mempercepat koneksi internet anda
Fri Apr 13, 2012 1:47 pm by Sharingan Eyes
» Download lagu2 islami
Fri Apr 13, 2012 1:42 am by Iwan Nirwana